Hari itu sejak jam sembilan pagi, kaum ibu sudah mulai mengantarkan jamba atau bawaan berupa makanan ke lokasi acara yang berada di tanah lapang berdekatan dengan kompleks pemakaman. Selain berziarah ke makam leluhur, mereka sekaligus bersilaturahmi bersama sanak saudara. Bahkan, para perantau pun pulang untuk ikut merayakannya.
Setelah sore menjelang magrib, acara puncak yang ditunggu-tunggu dimulai, yaitu tradisi ratik tagak. Dengan berdiri bersama sambil bergandeng tangan, warga berzikir menyebut asma Allah. Peserta zikir begitu bersemangat hingga tak sadarkan diri. Bahkan ada yang harus digotong keluar lokasi untuk disadarkan.
Usai berzikir, acara diakhiri dengan membagikan makanan kepada para pengunjung terutama anak-anak. Tradisi ini menarik perhatian masyarakat luas, bukan hanya warga Desa Sikaladi Pariangan, tapi juga dari luar daerah.(ANS/Denni Risman dan Arset Kusnadi)
0 komentar:
Posting Komentar